CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Photobucket
Photobucket
Photobucket"

Khamis, 18 Ogos 2011

Bangunlah Wahai singa-singa ALLAH !!




Artikel ini ditujukan untuk setiap muslim yang masih memiliki darah mengalir di nadinya!

Nadia adalah salah satu korban tentera Amerika di penjara Abu Ghraib. Dia ditangkap tanpa alasan. Ketika dia dibebaskan dari penjara, tidak langsung kembali ke pangkuan keluarganya sebagaimana kebanyakan tahanan lainnya yang telah mengalami hal buruk, meskipun ketika dia telah terbakar oleh api penindasan dan kerinduan pada keluarganya.

Nadia kabur dengan segera setelah dia meninggalkan penjara, bukan kerana perasaan malu yang akan diterimanya kerana sejumlah kejahatan yang dilakukannya, akan tetapi kerana apa yang telah dialami olehnya dan wanita Iraq lain yang tertangkap, iaitu pemerkosaan dan penyeksaan yang dilakukan oleh tentera Amerika di penjara Abu Ghraib. Dinding penjara mengungkapkan banyak cerita trageis, namun apa yang dikisahkan Nadia merupakan kebenaran hidup dan sekaligus neraka hidup.
Nadia memulai ceritanya:
“Aku sedang mengunjungi salah seorang kerabatku, kemudian tiba-tiba tentara Amerika memasuki rumahnya dan mulai menggeledah rumah itu. Mereka menemukan beberapa senjata ringan. Maka mereka pun menangkap semua orang yang berada di rumah itu termasuk aku. Aku mencuba menjelaskan pada penerjemah yang menyertai askar Amerika bahawa aku hanyalah seorang pengunjung. Akan tetapi pembelaanku gagal. Aku kemudian menangis, memohon pada mereka, sampai hilang kesedaran kerana takut ketika mereka membawaku ke penjara Abu Ghraib.

Nadia melanjutkan: “mereka menempatkanku sendirian di sebuah sel penjara yang gelap dan kotor. Aku berharap aku akan segera dibebaskan, terutamanya setelah penyelidikan terbukti aku tidak melakukan kejahatan”.
Nadia menjelaskan sambil air matanya mengalir ke pipinya, sebuah pertanda betapa banyak dia telah mengalami penderitaan.

“Hari pertama sangat menyusahkan. Selnya berbau tidak sedap, lembab dan gelap, keadaan ini membuatku semakin lama semakin takut. Suara tertawa prajurit di luar sel semakin membuatku ketakutan. Aku khuatir akan apa yang menimpaku nanti. Untuk pertama kalinya aku merasa berada dalam cengkaman situasi yang sulit dan aku telah memasuki sebuah dunia yang tidak dikenal yang aku tidak akan pernah keluar darinya.
Ditengah beraneka ragamnya perasaanku saat itu, aku mendengar suara seorang tentara wanita Amerika berbicara dalam bahasa Arab. Dia berkata kepadaku: “Aku tidak mengira penjual senjata di Iraq adalah wanita.” Ketika aku mulai mencuba menjelaskan kepadanya keadaan yang sebenarnya, dia memukulku dengan kejam. Aku menangis dan berteriak “Demi Allah ! aku dianiaya, demi Allah ! aku dianiaya”

Tentera wanita itu menghujaniku dengan cacian dengan cara yang belum pernah aku bayangkan apa yang akan terjadi atau aku akan diperlakukan seperti itu dalam keadaan apapun selamanya. Kemudian dia mulai menertawakanku sambil mengatakan bahawa dia telah memonitorku sepanjang hari dengan satelit, dan bahawa mereka mampu melacak musuh-musuh mereka meskipun sedang berada di dalam kamar tidur mereka sendiri dengan teknologi Amerika.
Kemudian dia tertawa dan berkata,”Aku mengawasimu ketika kamu bercinta dengan suamimu.” Aku menjawab dengan suara kebingungan “Tapi aku belum menikah”.

Dia memukulku selama lebih dari 1 jam dan dia memaksaku minum segelas air, yang kemudian kuketahui mereka memberi ubat di air itu. Aku mendapatkan kembali kesedaranku setelah 2 hari dalam keadaan telanjang. Segera aku tahu jika aku telah kehilangan sesuatu yang hukum apapun di dunia tidak akan mampu mengembalikannya kepadaku lagi. Aku telah diperkosa. Aku kemudian trauma tak terkawal, dan aku mulai memukulkan kepalaku dengan keras ke tembok sampai lebih dari lima tentara Amerika yang dikepalai tentara wanita itu memasuki sel dan mulai memukulku, kemudian mereka memperkosaku bergantian sambil tertawa-tawa dan menperdengarkan musik dengan keras.

Hari demi hari senario pemerkosaan terhadapku diulangi. Dan setiap hari mereka menemukan cara baru yang lebih kejam dibanding dengan yang sebelum-sebelumnya.”
Nadia mulai menjelaskan perbuatan mengerikan dari Amerika:
“Setelah sekitar satu bulan, seorang tentara negro memasuki selku dan melemparkan 2 potong pakaian militer Amerika kepadaku. Dalam bahasa Arab yang lemah dia mengatakan agar aku memakainya. Setelah dia menutup kepalaku dengan kantong hitam, dia menuntunku ke toilet umum yang ada pipa untuk air dingin dan panas, dan dia memintaku untuk mandi. Kemudian dia menutup pintu dan pergi.
Aku menjadi sangat letih dan merasakan kesakitan, tanpa mempedulikan banyaknya memar di tubuhku aku menuangkan sejumlah air ke badanku. Sebelum aku selesai mandi, tentara negro tadi masuk ke dalam. Aku ketakutan dan memukul wajahnya dengan mangkuk air. Namun dia sangat kuat, dia memperkosaku dengan kejam dan meludahi mukaku, kemudian dia pergi dan kembali lagi dengan 2 tentara yang membawaku kembali ke sel.
Perlakuan seperti itu terus berlanjut, yang paling parah kadang aku diperkosa sampai 10 kali dalam sehari, membuat kesehatanku sangat buruk.”
Nadia berlanjut mengungkapkan perbuatan Amerika yang mengerikan terhadap wanita-wanita Iraq, dia berkata:

“Setelah lebih dari 4 bulan, seorang tentara wanita datang, dan aku menyimpulkan dari percakapannya dengan tentara lainnya jika namanya adalah Mary. Dia berkata kepadaku “sekarang kamu memiliki kesempatan emas, karena seorang petugas yang memiliki posisi tinggi akan mengunjungi kita hari ini. Jika kamu menghadapinya dengan sikap yang positif kamu akan dibebaskan, terutama karena kami sekarang yakin kamu tidak bersalah.”
Aku menjawab,”Jika kalian yakin aku tidak bersalah, mengapa kalian tidak membebaskan aku?”
Dia menjerit dengan gelisah,”Satu-satunya yang menjamin terbebasnya kamu adalah sikap positifmu terhadap mereka.”
Dia membawaku ke toilet umum, dan dia mengawasiku mandi sambil membawa tongkat tebal untuk memukulku jika aku tidak melakukan perintahnya. Kemudian, dia memberiku make up, dan memperigatkanku untuk tidak menangis dan merusakke make up ku. Lalu dia membawaku ke sebuah ruangan kosong yang di situ tidak ada apapun kecuali sebuah penutup lantai. Setelah satu jam dia datang dengan ditemani 4 tentara dengan memegang kamera. Dia melepas bajunya dan mulai menggangguku seoalah-olah dia adalah seorang lelaki. Tentara lainnya tertawa dan memperdengarkan musik yang ribut, mengambil photoku dalam berbagai pose, dan mereka menunjuk-nunjuk wajahku. Yang wanita menyuruhku tersenyum, jika tidak dia akan membunuhku. Dia mengambil pistol dari salah satu temannya dan menembakkan empat peluru di dekat kepalaku seraya bersumpah bahawa peluru yang kelima akan ditembakkan tepat di palaku.

Setelah itu, keempat tentara lainnya memperkosaku secara bergantian sampai aku kehilangan kesedaranku. Ketika kesedaranku pulih aku menemukan diriku di sel dengan bekas-bekas gigitan, kuku dan rokok ada di sekujur tubuhku.”
Nadia berhenti bercerita tentang tragedi yang menimpanya untuk menyeka air matanya, kemudian dia melanjutkan lagi: “Kemudian suatu hari Mary datang dan mengatakan kepadaku bahwa aku kooperatif dan akan dibebaskan setelah aku menonton filem yang mereka rakam. Aku merasa sakit setelah menonton filemnya, dan Mary mengatakan,”Kamu telah diciptakan hanya untuk membuat kami bersenang-senang”. Saat itu aku menjadi sangat marah dan aku menyerangnya meskipun aku takut akan reaksinya, aku akan membunuhnya kalau saja tentara lain tidak turut campur. Ketika para tentara melepaskanku, Mary menghujaniku dengan pukulan, kemudian mereka meninggalkanku.
Setelah kejadian itu, tidak ada seorangpun yang menggangguku selama lebih dari satu bulan. Aku menghabiskan masa itu dengan beribadah dan berdoa pada Allah Ta’ala yang memiliki seluruh kekuatan untuk menolongku.
Mary datang dengan beberapa tentara yang memberiku pakaian yang kukenakan ketika mereka menangkapku dan membawaku ke sebuah mobil Amerika. Kemudian mereka melemparkanku di sebuah jalan raya setelah memberiku 10.000 dinar Iraq.

Aku pergi ke sebuah rumah yang berdekatan dengan tempat aku dibuang, dan untuk mengetahui reaksi keluargaku, aku memilih mengunjungi salah seorang kerabatku supaya mereka mengetahui apa yang telah menimpaku ketika menghilang. Aku mengetahui bahwa saudaraku telah memasang papan tanda duka untukku selama lebih dari 4 bulan, mereka menganggapku sebagai orang yang sudah mati.
Aku memahami jika tikaman malu sudah menungguku. Maka, aku pergi ke Baghdad dan menemukan sebuah keluarga yang baik yang menampungku, dan aku bekerja pada keluarga ini sebagai pembantu dan guru privat bagi anak-anaknya.

Nadia terheran dalam kesakitan, penyesalan dan kemarahan:
“Siapa yang akan memuaskan dahagaku? Siapa yang akan mengembalikan keperawananku? Apa salah keluarga dan familiku? Aku mengandung seorang bayi, bahkan akupun tidak tahu siapa ayahnya.”
Dan Nadia mengakhiri ceritanya sampai di sini.
Apakah Amerika hanya memperkosa Nadia ataukah mereka memperkosa seluruh pria dan wanita di Ummat Islam ? Nadia adalah aku dan antum, isterimu dan juga isteriku, saudarimu dan juga saudariku, ibumu serta ibuku. Dimanakah para pembela kesucian Islam! Dimanakah para pembela Islam!
“Mungkin masih banyak kisah menyesakan dada, bagi kita ummat Islam. Mungkin masih ada Nadia-Nadia lain di dalam penjara penuh penjaga babi dan kera berbangsa Amerika. Dimanakah kalian, jikalau kalian tidak tersentuh dengan cerita saudari kita, marahkah kalian dengan perlakuan manusia-manusia yang lebih kotor dari binatang ternajis sekalipun, bahkan mungkin mereka menjadi yang paling hina di Dunia dan Akhirat. Bangunlah wahai ummat!! Antum tidur sudah terlalu lelap!!”

Wahai Singa-singa Allah Bangkitlah!!

Kepada setiap ukhti muslimah yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka aku persembahkan kepada  isi kalimah yang aku tulis dari fakta yang kami temui di masa keemasan nyata kita hari ini dan keadaan sebelum kita.

Di manakan kalian wahai saudariku dari para wanita yang memiliki suri tauladan yang baik dan yang memberikan saham dengan perannya dalam menolong dan membela agama Allah hingga dia dan para saudari muslimah lainnya didahului oleh setiap kehinaan yang menimpa mereka berupa kedzaliman, siksaan dan mati di jalan Allah.

Seorang wanita muslimah dalam islam tidak kurang akan keteguhan mereka dalam agamanya daripada lelaki, dan tidak kurang pula pengorbanan dan kesungguhan yang dicurahkan di jalan Allah, mereka telah memberikan contoh yang sangat indah dalam kedudukan ini.

Inilah penghulu para wanita dunia, dan istri penghulu manusia diawal maupun diakhirnya, Khadijah binti Khuwailid yang selalu berdiri di samping nabi saw ketika beliau menyampaikan dakwah Rabb nya, membantu serta menolongnya dalam setiap waktu tertimpa ujian, dialah yang menyabarkannya dan memegang tangannya ketika beliau dalam keadaan dirinya ketakutan, lalu dia berkata: “Tidak! Saya beritahukan demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau selamanya, sungguh engkau adalah orang yang menyambung tali silaturrahim, berkata jujur, menanggung beban orang lain, menolong orang yang tidak punya, memuliakan tamu dan membantu mengembalikan hak orang lain”.

Bukan itu saja, dia mengetahui sikap yang akan terjadi dari kaumnya terhadap rasulullah saw, dan bahwa mereka akan memeranginya serta mengusirkan. Dia juga tahu keteguhan dan kekuatan Quraisy namun demikian dia memutuskan untuk tetap berdiri di hadapan badai yang kencang ini, dan menyambut di jalan Allah untuk menanggung penderitaan dan kesulitan, hingga Allah meneguhkan tersebarnya dakwah dan tegaknya daulah islam.

Dia dan orang-orang semisalnya adalah contoh yang harus diikuti dan ikon yang harus diambil suri taudalan, dan penderitaan di jalan Allah yang menimpa mereka sangat berpengaruh sekali dalam jiwa mereka, dan menjadi suri tauladan yang paling agung bagi setiap ukhti muslimah mujahidah, agar kita dapat menyambung ikatan antara kondisi kita hari ini dengan kondisi para pendahulu kita yang agung.

Dan terakhir bagi setiap muslimah hendaklah mereka bangkit untuk membela agamanya dengan segala kesungguhan dan usaha yang mereka mampu, hingga walau hanya dengan kalimat yang mampu meneguhkan para mujahidin di jalan Allah dan mendoakan mereka dari kejauhan agar mendapat kemenangan dan keteguhan agar dia mendapat pahala dan keutamaan yang besar.


{Bidadari Abadi [Dedicated to Putri Munawwaroh] - May Allah Bless U}~~


Engkau bukan bintang
Bukan juga rembulan yang menyinari kegelapan malam
Wujud mu tidak dipedulikan
Malah dunia tidak ingin mengenalmu

Tetapi
Bukan darjatmu di dunia
Yang membuat dirimu kini
Dekat dengan syurga Sang Pencipta
Tidak lebih
Kerana jiwa perkasamu
Dan kecintaamu pada Robb mu
Mejadikan dirimu kini dikenal dunia
Sebagai srikandi Jihad pada zamannya

Oh sang Puteri
Aku iri dengan ketabahanmu
Dulu di sisimu ada sang "handzalah" yang perkasa
Kini di rahim mu ada sang mujahid yang mulia

Di balik jeruji besi yang mengekangmu
Kau ukirkan senyum mujahadahmu
Tiada kata derita dari mulutmu
Melainkan sinar kekuatan dari wajahmu

Oh sang Puteri
"Handzalah" mu kini tersenyum girang di bawah arsy Allah
Menunggu kehadiranmu
Untuk menyempurnakan janji
Dan menyambutmu sebagai bidadari yang abadi...
InsyaALLAH...

0 ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...